BERITA BOLA – Pada tahun 2012, Real Madrid mendatangkan gelandang asal Kroasia, Luka Modric, dari Tottenham Hotspur dengan harga sekitar €30 juta. Transfer itu sempat menuai kritik. Media Spanyol bahkan menjulukinya sebagai “rekrutan terburuk La Liga” musim itu. Modric dianggap tidak cukup tangguh, terlalu kecil, dan tak mampu menyatu dengan gaya bermain Madrid yang keras dan cepat.
Namun, waktu membuktikan segalanya. Perlahan tapi pasti, Modric mulai menunjukkan kelasnya. Dengan visi luar biasa, kontrol bola elegan, dan umpan-umpan akurat, ia menjadi jantung permainan Real Madrid. Bersama Toni Kroos dan Casemiro, Modric membentuk salah satu trio gelandang terbaik dalam sejarah sepak bola modern.
PUNCAK KARIR LUCA MODRIC
Puncaknya datang pada tahun 2018, saat Modric tidak hanya memimpin Kroasia mencapai final Piala Dunia, tetapi juga meraih Ballon d’Or, mengakhiri dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo selama satu dekade. Itu adalah penghargaan tertinggi yang mencerminkan kerja keras dan konsistensinya.
Kini, Modric bukan hanya legenda di Real Madrid, tapi juga simbol ketekunan dan pembuktian diri. Ia telah memenangkan lima gelar Liga Champions bersama Los Blancos dan menjadi pemain penting dalam hampir setiap final besar yang mereka jalani.
Kisah Luka Modric adalah pelajaran tentang kesabaran, ketekunan, dan bagaimana keyakinan pada diri sendiri bisa mengubah penilaian dunia. Dari yang dianggap rekrutan gagal, ia menjelma menjadi ikon dan panutan di Santiago Bernabéu. Sebuah bukti bahwa legenda sejati tak selalu langsung bersinar—kadang mereka perlu waktu untuk membuktikan kehebatannya.
BERITA SEBELUMNYA
- INDONESIA TIDAK BERKUTIK SETELAH KALAH MELAWAN JEPANG
- Sergio Conceicao Di Pecat Ac Milan, Massimiliano Allegri Sah Pelatih Baru
- Patrick Kluivert Pelatih Timnas Indonesia Tidak Ikut Sertakan Elkan Baggott Pertandingan Internasional Yang Akan Datang